Pramuka dalam Pembentukan Karakter Bangsa
Pramuka
sebagai kegiatan ekstrakulikuler di sekolah tentunya tidak asing lagi bagi
semua orang. Kata “Pramuka” merupakan kepanjangan dari Praja Muda Karana yang
memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
Sedangkan yang dimaksud dengan “Kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis, yang dilakukan di alam terbuka yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.
Sedangkan yang dimaksud dengan “Kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis, yang dilakukan di alam terbuka yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.
Belakangan
ini, pramuka kurang diminati oleh sebagian siswa karena sebagian besar dari
mereka menganggap, Pramuka itu ketinggalan zaman. Benarkah? Pernyataan seperti
itu yang membunuh eksistensi dan minat pramuka di kalangan siswa, terutama
remaja di era globalisasi seperti sekarang ini. Hal ini didukung pula dengan
tidak dimasukannya pramuka sebagai ektrakulikuler.
Sebenarnya,
masalah pokok yang membuat pramuka kini semakin berkurang eksistensinya adalah ketidaktahuan
kita akan kontribusi yang telah disumbangkan Pramuka, yaitu kontribusi yang
sebagian besar lebih menekankan pada pembentukan karakter bangsa sehingga
menjadi pribadi yang kuat, berakhakul karimah serta berbudi luhur diantaranya, kemandirian,
leadership (kepemimpinan), kerjasama yang baik, dan kedisiplinan.
Sebenarnya
masih banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pramuka. Hanya saja,
remaja zaman sekarang jarang yang dapat merenungi kontribusi pramuka untuk
bangsa, sehingga pramuka sendiri terkesan ketinggalan zaman. Kesimpulannya, Bagaimana
caranya agar pramuka masih bisa menjaga eksistensinya dan memberi manfaat bagi
bangsa Indonesia sehingga negeri ini tetap jaya? Pertanyaan tersebut hanya
dapat dijawab oleh tangan-tangan kita, jiwa-jiwa kita dan tekad kita untuk
terus maju membangun negeri. Tak ada kata menyerah. Mari kita membangun
Indonesia jaya dimulai dari diri kita sendiri. Karena semua yang kelak terjadi
berawal dari diri kita.
0 komentar:
Posting Komentar